Arminoto

Arminoto 

Kala itu
Saat menemukan sebuah tumbuhan yg dg sangat sulit sekali dicari kelak diharapkan jadi pohon yg dapat memberikan kesejukan. Pertama kali tumbuhan tersebut dibawa dan diperkenalkan ke orang-orang, semua orang mencibir dan mencemooh kehadirannya yg bagi mereka sangatlah tidak indah, kecuali saya satu-satunya orang yg sangat perduli dan ker (hanya ketika itu).

Dalam beberapa waktu saya selalu ker dan perduli. Kusiram, kuberi pupuk dan kutaruh dalam sebuah pot yg indah. Waktu demi waktu, hari demi hari saya begitu menyenangi tumbuhan tersebut yg dg hati-hati saya merawatnya sehingga tumbuh menjadi pohon yg nampak indah. Saya pun menyukai pohon tersebut walaupun banyak yg mencibirnya. Namun, pohon yg aku sukai itu penuh dg duri yg selalu menusuk jemari ini saat menyiram dan memberinya pupuk dan dia tidak pernah peka apakah jemari ini terluka atau tidak. Bahkan dia tidak pernah mau memahami begitu perihnya tusukan-tusukan yg berbekas dijemari ini. Bukan hanya jemari saya saja yg tertusuk, jemari orang lain pun tetkena tusukannya juga.

Melihat kejadian demi kejadian tersebut saya merasa gerah dan rasa simpati pun mulai memudar seiring ketidaknyaman itu. Setelah tadinya hanya sebuah tumbuhan dan kini telah berubah menjadi pohon yg penuh dg duri yg tajam, semakin hari durinya semakin tajam. Akhirnya, kulepaskan pohon itu tanpa ada rasa simpati lagi.

Setelah beberapa lama saya tidak memperdulikan lagi pohon berduri itu, kini dg sendirinya dia menusuk badan ini. Disekeliling pohon itu penuh dg ilalang yg juga menyerang sekujur tubuh ini. Tertatih aku melangkah agar tidak tergores bahkan tersayat oleh ilalang tersebut. Entah apa yg ada dalam pikiran pohon berduri itu, kenapa dg gencarnya terus berusaha menyerang tubuh ini bersama kawanan ilalang disekelilingnya. Apa mungkin karena saya sudah tidak simpati lagi dan membiarkannya sehingga dg membabi buta terus menyerang bersama kawanan ilalang disekelilingnya?????

Mau dipaksa bagaimana pun tidak ada tempat lagi untuk menaruh pohon berduri tersebut bahkan pot yg kemarin digunakan kini sudah pecah dan tenggelam didasar sungai musi yg keruh.

Komentar